Protokol Orang-Orang Bijak Zion - Bab 1
Semboyan kita hanya ingin mencapai tujuan dengan kekuatan militer, kecanggihan teknologi perang, dan memasyarakatkan hidup bersenang-senang mengejar popularitas. Pandangan hidup kita hanyalah mampu menindas terlebih dahulu, kemudian bertanggung-jawab dalam suatu persoalan, atau berbuat jahat dan memasang jerat halus demi kepentingan kita.
Kita pembuka jalan falsafah kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan yang menjadi topik aktual sepanjang masa. Mereka yang menjunjung falsafah itu sebenarnya belum berfikir secara matang dan dewasa. Falsafah itu sebenarnya tidak bernilai, dan banyak masyarakat kaum awam yang terkecoh, dan tidak menyadari bahwa pengertian falsafah itu sebenarnya masih rancu dan diliputi oleh awan gelap.
Kata-kata itu telah diulang berkali-kali, dan mereka tertarik dengannya padahal telah menghancurkan kemakmuran dunia dan kebebasan perorangan yang sesungguhnya. Orang-orang non-yahudi yang dianggap sebagai orang pandai dan berfikiran cerdas tidak memahami simbolisme yang terkandung dalam kata-kata yang diucapkannya itu; demikian pula mereka tidak melihat pertentangan yang terkandung di dalamnya, dan tidak pula menyadari bahkan di alam bebas tidak terdapat arti kata persamaan dalam bentuk apapun juga.
Slogan kita berupa kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan yang kita kumandangkan hanyalah jerat halus untuk menangkap mangsa dan sebagai sarana yang dapat menarik orang mendukung perjuangan kita dari seluruh pelosok dunia. Falsafah itu mampu membingungkan para pemimpin Kristen. Pada suatu saat falsafah itu mampu mematahkan tangga dan merontokkan persatuan.
Dari sisi lain, falsafah itu akan menggulingkan kubu-kubu bangsawan non-Yahudi, yaitu kubu yang dipakai tempat perlindungan masyarakat yang hidup diatas planet bumi ini.
Kebenaran terletak pada Kekuatan. Kebebasan - hanya cita-cita saja. Liberalisme. Emas. Kepercayaan. Pemerintahan Sendiri. Despotisme Modal. Musuh Internal. Mob. Anarki. Politik versus Moral. Kebenaran dari si Kuat. Kegaiban dari Otoritas Yahudi-Masonik. Tujuan Menghalalkan Cara. Mob: Orang Buta. Politik A.B.C. Perpecahan Partai Bentuk Pemerintahan Paling Memuaskan - Despotisme. Alkohol. Klasikisme. Korupsi. Prinsip-Prinsip dan Peraturan-Peraturan Pemerintahan Yahudi-Masonik. Teror. "Liberty, Equality, Fraternity." Prinsip-Prinsip Pemerintahan Dinasti. Penghapusan privilese Goy-Aristokrasi (non-Yahudi). Aristokrasi Baru. Kalkulasi Psikologis. Keabstrakan "Liberty." Kekuatan penghapusan wakil-wakil rakyat.
Dengan meniadakan ungkapan-ungkapan halus akan kita bicarakan perihal pentingnya setiap pemikiran: dengan pembandingan dan deduksi akan kita sorotkan cahaya pada fakta yang terjadi di sekeliling kita.
Apa yang akan saya kemukakan disini adalah sistem kita yang dilihat dari dua sudut pandang, yakni sudut pandang kita dan sudut pandang Goyim (non-Yahudi).
Apa yang akan saya kemukakan disini adalah sistem kita yang dilihat dari dua sudut pandang, yakni sudut pandang kita dan sudut pandang Goyim (non-Yahudi).
Harus diingat bahwa manusia dengan naluri buruk itu jumlahnya jauh lebih banyak daripada manusia yang bernaluri baik, dan oleh sebab itu hasil yang terbaik dalam mengatur mereka adalah dicapai dengan jalan kekerasan dan terorisasi, bukan dengan jalan diskusi-diskusi akademis. Setiap orang bertujuan pada kekuasaan, setiap orang suka menjadi diktator bila hanya itu yang ia dapat capai, dan pasti banyak orang-orang yang berkeinginan untuk mengorbankan kesejahteraan semua orang demi mengamankan kesejahteraan mereka sendiri.
Apa yang telah menahan binatang-binatang pemangsa bernama manusia itu? Apa yang telah menuntun mereka sampai saat sekarang ini?
Pada struktur awal, masyarakat manusia itu tunduk kepada kekuatan brutal dan buta; setelah itu baru kepada Hukum, yang merupakan kekuatan yang sama, yang disamarkan. Jadi, saya simpulkan, bahwa menurut hukum alam, kebenaran itu terletak pada kekuatan.
Kebebasan berpolitik itu hanyalah cita-cita (idea) semata, bukan fakta. Seseorang harus tahu bagaimana caranya menggunakan umpan cita-cita ini apabila nampak diperlukan untuk menarik kelompok-kelompok massa rakyat kepada sebuah partai dengan tujuan untuk menghancurkan partai lain yang sedang berkuasa. Tugas ini akan dipermudah bila pihak lawan telah terinfeksi sendiri oleh cita-cita kebebasan yang bernama liberalisme, yang demi cita-cita itu ia mau menyerahkan sebagian dari kekuasaannya.
Di sinilah letak keunggulan teori kita ini: Dengan mengendurnya kendali-kendali pemerintah, maka menurut hukum kehidupan, pada ketika itu juga kekuasaan tadi ditangkap dan dirangkum seluruhnya oleh satu tangan baru, karena kekuatan buta dari bangsa itu tidak akan bisa hidup walau satu hari pun tanpa adanya tuntunan, dan penguasa baru akan pas saat itu juga di tempat penguasa lama yang telah dilemahkan oleh liberalisme.
Di masa kita ini kekuatan yang telah menggantikan kekuatan dari para penguasa liberal adalah kekuatan Emas.
Di masa kita ini kekuatan yang telah menggantikan kekuatan dari para penguasa liberal adalah kekuatan Emas.
Waktu telah berlalu ketika Kepercayaan (Faith) berkuasa. Cita-cita kebebasan itu mustahil untuk diwujudkan, karena tidak seorang pun tahu bagaimana cara menggunakannya secara moderat atau pas.
Adalah cukup untuk menyerahkan rakyat kepada pemerintahan sendiri untuk suatu jangka waktu tertentu, karena rakyat itu akan digiring menjadi mob yang tidak terorganisir. Mulai saat itu kita dapati pergulatan baku hantam yang lalu berkembang menjadi perkelahian antar kelas, yang di tengah-tengahnya Negara-Negara terbakar, sehingga arti penting dari Negara-Negara itu merosot menjadi sebuah timbunan abu.
Adalah cukup untuk menyerahkan rakyat kepada pemerintahan sendiri untuk suatu jangka waktu tertentu, karena rakyat itu akan digiring menjadi mob yang tidak terorganisir. Mulai saat itu kita dapati pergulatan baku hantam yang lalu berkembang menjadi perkelahian antar kelas, yang di tengah-tengahnya Negara-Negara terbakar, sehingga arti penting dari Negara-Negara itu merosot menjadi sebuah timbunan abu.
Apakah sebuah Negara itu kelelahan karena kejang-kejang sendiri, ataukah karena perselisihan internal yang menariknya jatuh ke bawah kekuasaan musuh-musuh luar, dalam banyak kasus dapat dianggap telah lenyap yang tidak bisa kembali lagi: Negara itu telah kita kuasai. Despotisme kapital, yang seluruhnya ada di dalam genggaman kita, akan membuat Negara itu mau tak mau harus mati-matian menggapainya: yang apabila tidak tercapai bisa membuat Negara itu tenggelam.
Andai ada seseorang yang berpikiran liberal menganggap bahwa perbuatan-perbuatan seperti itu adalah amoral, maka saya akan bertanya: Jika tiap Negara punya dua musuh dan jika musuh itu adalah musuh dari luar yang diperbolehkan dan tidak dipandang sebagai amoral ketika Negara itu menggunakan semua cara dan seni konflik, seperti misalnya, membuat musuh tidak mengetahui rencana-rencana penyerangan dan pertahanan, atau menyerang pada malam hari, atau menyerang dengan pasukan berjumlah besar, lalu bagaimana kita akan mengatakannya terhadap musuh licik yang melakukan hal yang sama yang merusak struktur masyarakat dan kemakmuran, sebagai sesuatu yang amoral dan tidak diperbolehkan?
Apakah mungkin menurut akal sehat bahwa untuk mencapai keberhasilan dalam pemanduan rakyat jelata (crowds) melalui bantuan berbagai nasehat dan argumen yang masuk akal, ketika penolakan atau kontradiksi, yang mungkin saja tidak berperikemanusiaan, itu dapat dilakukan, dan ketika penolakan itu ternyata lebih disukai rakyat, yang kekuatan-kekuatan pemikirannya sederhana saja? Orang-orang di tengah-tengah massa dan orang-orang dari massa, yang dituntun hanya oleh nafsu-nafsu picik
Politik itu pada umumnya tidak ada kaitannya dengan moral. Penguasa yang diatur oleh moral bukanlah seorang politisi terampil, dan karenanya tidak kokoh di atas singgasananya. Ia yang ingin memerintah harus memiliki kelicikan dan kemampuan untuk bisa meyakinkan orang lain. Kualitas-kualitas nasional agung dan mulia, seperti keterusterangan dan kejujuran, merupakan sifat-sifat buruk dalam politik, karena bisa menjatuhkan para penguasa dari singgasana mereka secara lebih efektif dan lebih pasti daripada musuh yang paling kuat. Kualitas-kualitas semacam itu harus menjadi atribut-atribut dari kerajaan-kerajaan Goyim saja, tetapi kita tidak boleh sedikit pun dituntun oleh mereka.
Kebenaran kita terletak pada kekuatan. Kata "kebenaran" merupakan suatu pemikiran yang abstrak yang tidak bisa dibuktikan. Semakin banyak dibuktikan, hasilnya tidak lebih dari: Berikan pada saya apa yang saya inginkan agar dapat saya buktikan bahwa saya ini lebih kuat daripada kamu.
Dari mana kebenaran itu dimulai? Di mana berakhirnya?
Di Negara mana pun jika organisasi kekuasaannya buruk, dengan undang-undang yang tidak dikaitkan pada kepribadian dan para penguasanya telah kehilangan kepribadian mereka di tengah-tengah banjir kebenaran liberalisme yang telah begitu menyebar luas, saya temukan sebuah kebenaran baru - kebenaran menyerang dari si kuat dan menghancurkan semua kekuatan tatanan dan regulasi yang ada, hak merekonstruksi semua lembaga dan kemudian menjadi penguasa berdaulat atas mereka yang telah menyerahkan hak-hak kekuasaan mereka itu kepada kita dengan penyerahan sukarela di dalam liberalisme mereka.
Kekuatan kita di dalam kondisi seluruh bentuk kekuasaan yang tengah sempoyongan sekarang ini akan menjadi lebih tidak terlihat lagi di banding dalam kondisi-kondisi lainnya, karena kekuatan kita itu akan tetap tidak terlihat sampai tiba saatnya ketika kekuatan itu telah mencapai puncak kekuatannya di mana tidak diperlukan lagi kelicikan untuk melemahkannya.
Di luar kejahatan kontemporer yang kita terpaksa melakukannya sekarang ini, akan muncul kebaikan dari kekuasaan yang tak bisa digoyang, yang akan memulihkan arus regular dari mesin kehidupan nasional, yang oleh liberalisme telah diseret ke kehampaan. Tujuan menghalalkan cara. Akan tetapi, dalam rencana-rencana kita ini mari kita curahkan perhatian kita tidak begitu besar pada apa yang baik dan moral sebagaimana halnya pencurahan pada apa yang perlu dan apa yang berguna.
Di hadapan kita terhampar sebuah rencana yang diletakkan secara strategis, sebuah garis dari mana kita tidak dapat menyimpang tanpa mendapat resiko, melihat betapa banyaknya pekerjaan selama berabad-abad yang tidak menghasilkan apa-apa.
Untuk mengelaborat bentuk-bentuk aksi yang memuaskan, diperlukan memiliki sifat-sifat yang berkenaan dengan keberengsekan, kelambanan, ketidakstabilan dari rakyat jelata, kurangnya kemampuan untuk memahami dan menghargai kondisi-kondisi kehidupan dirinya sendiri, atau kesejahteraan dirinya sendiri. Harus dipahami bahwa kekuatan dari rakyat jelata itu adalah buta, tidak perasa, dan kekuatan tanpa akal, selalu menerima anjuran dari pihak manapun. Si buta tidak dapat memimpin si buta tanpa menuntun keduanya menuju jurang: akibatnya anggota-anggota yang berasal dari rakyat jelata yang menjadi orang baru naik , walau mereka itu seharusnya dipandang sebagai orang yang cerdas dalam mengambil kebijakan, namun tidak memiliki pemahaman tentang politik, sehingga tidak bisa dikemukakan sebagai pemimpin-pemimpin rakyat jelata tanpa membawa seluruh bangsa ke keruntuhan.
Hanya orang yang terlatih sejak masa kanak-kanak untuk kekuasaan independen saja yang bisa memiliki pemahaman tentang kata-kata yang tersusun dari alfabet politik.
Rakyat itu terserah kepada dirinya sendiri, yakni kepada orang-orang baru naik dari kalangannya sendiri, membawa dirinya sendiri kepada keruntuhan akibat pertikaian-pertikaian partai yang terangsang untuk mencapai kekuasaan dan kehormatan sehingga kekacauan pun muncul dari suasana seperti itu. Apakah mungkin bagi kelompok-kelompok massa rakyat dengan tenang tanpa kecemburuan-kecemburuan picik untuk melakukan penilaian-penilaian, mengatur urusan-urusan negara, tanpa dicampuradukkan dengan kepentingan-kepentingan pribadi? Bisakan mereka mempertahankan diri mereka sendiri terhadap musuh dari luar? Adalah tidak masuk akal bagi sebuah rencana untuk dipecah menjadi banyak bagian dengan adanya pemimpin-pemimpin di dalam massa rakyat jelata yang telah kehilangan seluruh rasa kebersamaan mereka, sehingga sulit untuk dipahami dan mustahil untuk dilaksanakan.
Hanya dengan seorang penguasa yang despotik saja maka rencana-rencana tersebut dapat dilaksanakan secara luas dan dengan cara seperti ini pendistribusian dapat dilakukan secara tepat kepada seluruh mesin Negara. Dari sini dapat disimpulkan bahwa sebuah bentuk pemerintahan yang memuaskan untuk negara mana pun di dunia ini adalah sebuah bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dikonsentrasikan di dalam genggaman satu orang yang bertanggungjawab. Tanpa despotisme absolut tidak akan ada peradaban, yang dijalankan bukan oleh kelompok-kelompok massa tetapi oleh pemimpin mereka, siapa pun orangnya. Mob itu adalah sebuah kelompok yang buas dan memperlihatkan kebuasannya pada tiap kesempatan. Begitu mob tersebut menggenggam kebebasan di dalam tangannya, dengan cepat ia berbalik menjadi anarki yang, di dalam dirinya sendiri, menduduki tingkat tertinggi dalam kebuasan tersebut.
Perhatikanlah hewan-hewan yang diberi alkohol, yang dibuat lena oleh minuman itu, di mana hak pemakaian luar biasa minuman beralkohol itu tiba bersamaan dengan datangnya kebebasan. Jalan ini bukan untuk kita dan bukan pula milik kita untuk ditempuh. Rakyat-rakyat Goyim dibuat terlena oleh minuman beralkohol ini. Para pemuda mereka telah dibodohi oleh klasikisme sejak awal kebejatan ini, yang telah dirayu oleh agen-agen khusus kita - oleh tutor-tutor, antek-antek, perempuan-perempuan upahan di rumah-rumah orang-orang kaya, oleh klerek-klerek dan lain sebagainya, oleh wanita-wanita kita di tempat-tempat pemborosan yang sering dikunjungi oleh Goyim. Yang terakhir dari deret yang saya buat di atas adalah apa yang dinamakan sebagai society ladies , pengikut-pengikut sukarela lain dalam korupsi dan kemewahan.
Jawaban kita atas tantangan ini adalah - Kekuatan dan Membuat Percaya. Hanya kekuatan bisa menguasai urusan-urusan politik, terutama apabila kekuatan itu tersembunyi di dalam talenta-talenta yang esensial bagi negarawan-negarawan. Kekerasan harus menjadi prinsip, dan kelicikan serta membuat orang percaya, menjadi aturan bagi pemerintah-pemerintah yang tidak ingin mahkota-mahkota mereka jatuh ke kaki para agen dari beberapa kekuatan baru. Kejahatan ini merupakan satu dan hanya satu-satunya cara untuk meraih tujuan kita, yaitu kebaikan. Oleh sebab itu kita tidak boleh berhenti menyuap, menipu, dan berkhianat ketika dibutuhkan untuk mencapai tujuan kita ini. Dalam politik siapa pun harus tahu bahwa bagaimana cara merampas harta milik orang lain tanpa ragu apabila dengan cara tersebut kita amankan ketundukan dan kedaulatan.
Negara kita, yang berbaris sepanjang jalan pendudukan damai, mempunyai hak untuk menggantikan horor-horor perang dengan hukuman-hukuman mati yang kurang diperhatikan namun lebih memuaskan, yang diperlukan untuk mempertahankan teror yang cenderung menghasilkan kepatuhan buta. Hanya kekerasan tiada ampun saja yang menjadi faktor terbesar dari kekuatan Negara; bukan hanya demi hasil saja, tapi juga demi tugas dan demi kemenangan, maka kita harus tetap kukuh pada program kekerasan dan membuat percaya. Doktrin penyelesaian keuangan itu sama kuatnya dengan cara-cara penggunaannya. Akan tetapi, pengaruh doktrin ini tidak sebesar pengaruh doktrin kekejaman yang akan membawa kita kepada kemenangan dan membuat seluruh pemerintahan di dunia tunduk-patuh pada pemerintahan super kita. Mereka cukup tahu saja bahwa kita tidak memberi ampun sedikit pun sampai semua ketidakpatuhan itu berakhir.
Jauh sebelumnya di masa lalu, kita adalah orang pertama di antara kelompok-kelompok massa rakyat yang menyerukan kata-kata: "Liberty, Equality, Fraternity", kata-kata yang sejak saat itu berulangkali diucapkan oleh para pembeo "poll" bodoh yang datang dari seluruh penjuru dunia terbang menyambar umpan-umpan ini dan lalu membawa lari penyejahtera dunia, kebebasan sejati individu, yang dahulunya dijaga ketat dari tekanan mob. Calon-calon manusia bijak dari Goyim, orang-orang intelektual, tidak akan bisa mengambil manfaat apa pun dari kata-kata seruan dalam keabstrakannya ini; mereka tidak melihat adanya kontradiksi pengertian dan saling keterkaitan di antara ketiga kata itu; tidak melihat bahwa secara alami tidak ada yang bernama equality itu, tidak bisa bebas. Alam itu sendiri telah menetapkan ketidaksamaan (inequality) di dalam pemikiran-pemikiran, di dalam karakter-karakter, dan di dalam kemampuan-kemampuan, persis sekekal Alam itu sendiri yang telah menetapkan subordinasi (ketundukan) pada hukum-hukum alamnya; tidak pernah berhenti berpikir bahwa mob itu adalah makhluk buta, bahwa orang-orang yang baru naik dari kalangan mob nya untuk memikul beban pemerintahan adalah orang-orang yang sama butanya dengan mob itu sendiri dalam perkara politik, bahwa si pakar itu sendiri, meski bodoh namun masih bisa memerintah. Sedangkan yang bukan pakar meski genius, tetap saja tidak mengerti apa-apa tentang politik Terhadap semua ini Goyim tidak mendapat penghargaan apa pun. Namun, pada hal-hal semacam inilah selalu pemerintahan dinasti itu disandarkan. Bapak mewariskan kepada anaknya pengetahuan tentang urusan-urusan politik sedemikian rupa sehingga tidak seorang pun harus tahu tentang hal itu selain anggota-anggota dinasti sendiri dan tidak seorang pun boleh berkhianat kepada yang mengatur. Begitu waktu berlalu maka pengertian tentang pengalihan dinasti dalam urusan-urusan politik pun menghilang, dan semua ini dibantu oleh keberhasilan rencana kita.
Kata-kata Liberty, Equality, Fraternity ini telah menyeret seluruh legiun di dunia ke dalam barisan-barisan kita sambil mengibarkan panji-panji kita dengan penuh semangat, berkat adanya agen-agen buta kita. Dan sepanjang waktu kata-kata ini menjadi belatung-belatung yang menggerogoti kesejahteraan Goyim, di mana-mana mengakhiri kedamaian, ketenangan, solidaritas dan menghancurkan semua fondasi Negara-Negara para Goyim. Akan anda lihat nanti bagaimana kata-kata ini membantu kita untuk kejayaan kita: kata-kata ini memberi kita kemungkinan, di antara segala kemungkinan, untuk meletakkan Kartu As ke dalam tangan kita - menghancurkan hak-hak istimewa, atau dengan kata lain eksistensi inti dari aristokrasi Goyim, satu-satunya kelas yang membentengi rakyat-rakyat dan negeri-negeri itu terhadap serangan kita. Di atas reruntuhan aristokrasi alami dan genealogis dari Goyim ini telah kita bangun aristokrasi dari kelas terdidik kita yang dipimpin dengan aristokrasi uang. Kualifikasi-kualifikasi untuk aristokrasi ini telah kita tetapkan dalam kekayaan, yang bergantung pada kita, dan untuk ilmu pengetahuan, para pini sepuh terpelajar kita telah menyiapkan kekuatan motifnya.
Kejayaan kita telah dipermudah oleh adanya kenyataan bahwa dalam hubungan-hubungan kita dengan orang-orang yang kita inginkan itu telah kita lakukan selalu atas paduan suara yang paling sensitif dari pikiran manusia yaitu, berupa rekening tunai, berupa dewi asmara, berupa ketidakpuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan manusia akan materi: dan setiap kelemahan manusiawi ini, secara sendiri-sendiri, sudah cukup untuk melumpuhkan inisiatif mereka, karena mereka telah menyerahkan kehendak mereka sendiri kepada yang telah menempatkan mereka, yang telah membeli kegiatan-kegiatan mereka.
Abstraksi kebebasan ini telah membuat kita bisa merayu mob di seluruh negeri di mana pemerintah-pemerintah mereka bukan apa-apa selain pelayan belaka bagi rakyat-rakyat yang menjadi pemilik negeri-negeri itu, dan pelayan itu dapat diganti bagaikan mengganti sarung tangan bekas.
Inilah kemungkinannya untuk menggantikan wakil-wakil rakyat yang telah menempatkan mereka berada di bawah kendali kita, sebagaimana halnya memberi kita kekuasaan untuk pengangkatannya.












0 komentar:
Posting Komentar