Selasa, 01 Maret 2011

Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Acheh dari ‘The Alien People’

2 komentar
by: Ibrahim Ahmad -  R.E.V.O.L.U.S.I  L.A.S.K.A.R  K.E.L.A.N.A




"To the people of the world: 
We, the people of Acheh, Sumatra,exercising our right of self-determination, and protecting our historic right of eminent domain to our fatherland, do hereby declare ourselves free and independent from all political control of the foreign regime of Jakarta and the alien people of the island of Java...
In the name of sovereign people of Acheh, Sumatra. Tengku Hasan Muhammad di Tiro. 
Chairman, National Liberation Front of Acheh Sumatra and Head of State Acheh, Sumatra, 
December 4, 1976". 
 
Apabila sebagian manusia di dunia telah terinflitrasi pahamnya sehingga dengan mudah meyakini bahwa makhluk bumi telah terancam oleh invasi 'ALIEN' yang akan menguasai dan menjajah mereka (seperti alien dalam gambaran profile di atas), maka barangkali masing-masing bangsa memiliki gambaran 'alien' nya sendiri.

Amerika, dengan film 'The Independence Day' setidaknya ingin mepengaruhi seluruh masyarakat dunia bahwa keamanan bumi sedang terancam. Faktanya, ancaman yang dikumandangkan itu adalah dengan isu perang melawan 'teroris' (tentu dalam hal ini 'alien' tersebut mengarah kepada Islam sebagai objek yang harus diperangi). Secara tidak langsung, AS ingin mengatakan bahwa Ummat Islam yang memegang teguh prinsip aqidah tauhidnya (atau sering mereka sebut dengan istilah 'fundamentalis') adalah 'ALIEN' yang mengancam kemerdekaan masyarakat bumi.

Lain halnya dengan bansa Aceh.. Dalam proklamasi kemerdekaannya, bukan hanya penjajah asing seperti Portugis, Belanda, Jepang dll saja yang menjajah mereka. Akan tetapi, bangsa Jawa pun adalah 'The Alien People' atau bangsa asing yang merenggut kemerdekaan mereka.

Sejarah panjang perjuangan rakyat Aceh untuk mempertahankan kedaulatan kerajaannya dari rongrongan Imperialisme, dan fakta-fakta lain yang diungkap dalam proklamasi mereka sekiranya bisa kita lihat sebagai reaksi keras atas ketidakadilan dan TANDA TANYA BESAR atas keabsahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 


Uraian proklamasi lengkapnya adalah sbb:

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

KEPADA BANGSA-BANGSA DI DUNIA,

Kami bangsa Acheh Sumatra, telah melaksanakan hak hak kami untuk menentukan nasib sendiri, dan melaksanakan tugas kami untuk melindungi hak suci kami atas tanah pusaka peninggalan nenek moyang, dengan ini menyatakan diri kami dan negeri kami bebas dan merdeka dari penguasaan dan penjajahan regime asing Jawa di Jakarta.

Tanah air kami Acheh, Sumatera, telah menjadi satu negara yang bebas, merdeka dan berdaulat selama dunia terkembang, Belanda adalah penjajah asing yang pertama datang mencoba menjajah kami ketika ia menyatakan perang kepada negara Acheh yang merdeka dan berdaulat, pada 26 Mart 1873, dan melakukan serangan atas kami pada hari itu juga, dengan dibantu oleh serdadu-serdadu sewaan Jawa, apa kesudahannya serangan Belanda ini sudah tertulis pada halaman muka surat-surat kabar di seluruh dunia, surat kabar London “Times” menulis pada 22 April, 1873:

“Suatu kejadian yang sangat menarik hati sudah diberitakan terjadi di kepulauan Hindia Timur, satu kekuatan besar dari tentara bangsa Eropah sudah dikalahkan dan dipukul mundur oleh tentara anak negeri… tentara negara Acheh, bangsa Acheh sudah mendapat kemenangan yang menentukan. Musuh mereka bukan saja sudah kalah, tetapi dipaksa melarikan diri”.

Surat kabar Amerika, “The New York Times” pada 6 Mei 1873, menulis: “Peperangan yang berkubang darah sudah terjadi di Acheh, kerajaan yang memerintah Sumatra Utara, tentara Belanda sudah menyerang negara itu dan kini kita sudah mengetahui kesudahannya, serangan Belanda telah dibalas dengan penyembelihan besar-besaran atas Belanda, jenderal Belanda sudah dibunuh, dan tentaranya melarikan diri dengan kacau balau. Menurut kelihatan, sungguh-sungguh tentara Belanda sudah dihancur leburkan.

Kejadian ini telah menarik perhatian seluruh dunia kepada kerajaan Acheh yang merdeka dan berdaulat lagi kuat itu. Presiden Amerika Serikat, Ulysses S. Grant sengaja mengeluarkan satu pernyataan yang luar biasa menyatakan negaranya mengambil sikap neutral yang adil, yang tidak memihak kepada Belanda atau Acheh, dan ia meminta agar negara-negara lain bersikap sama sebab ia takut perang ini bisa meluas.

Para hari 25 Desember (hari natal), 1873, Belanda menyerang Acheh lagi, untuk kali yang kedua, dengan tentara yang lebih banyak lagi, yang terdiri dari Belanda dan Jawa, dan dengan ini mulailah apa yang dinamakan oleh majalah Amerika “Harper’s magazine” sebagai “perang seratus tahun abad ini”. Satu perang penjajahan yang paling berlumur darah, dan paling lama dalam sejarah manusia, dimana setengah dari bangsa kami sudah memberikan korban jiwa untuk mempertahankan kemerdekaan kami. Perang kemerdekaan ini sudah diteruskan sampai pecah perang dunia ke-II, delapan orang nenek dari yang menandatangani pernyataan ini sudah gugur sebagai syuhada dalam mempertahankan kemerdekaan kami ini. Semuanya sebagai Wali Negara dan Panglima Tertinggi yang silih berganti dari negara islam Acheh Sumatra.

Tetapi sesudah Perang Dunia ke-II, ketika Hindia Belanda katanya sudah dihapuskan, tanah air kami Acheh Sumatra, tidaklah dikembalikan kepada kami, sebenarnya Hindia Belanda belum pernah dihapuskan. Sebab sesuatu kerajaan tidaklah dihapuskan kalau kesatuan wilayahnya masih tetap dipelihara -sebagai halnya dengan Hindia Belanda, hanya namanya saja yang ditukar dari “Hindia Belanda” menjadi “Indonesia” Jawa, sekarang bangsa Belanda telah digantikan oleh bangsa Jawa sebagai penjajah, bangsa Jawa itu adalah satu bangsa asing dan bangsa seberang lautan kepada kami bangsa Acheh-Sumatera. Kami tidak mempunyai hubungan sejarah, politik, budaya, ekonomi dan geografi (bumi) dengan mereka itu. Kalau hasil dari penaklukan dan penjajahan Belanda tetap dipelihara bulat, kemudian dihadiahkan kepada bangsa Jawa, sebagaimana yang terjadi, maka tidak boleh tidak akan berdiri satu kerajaan penjajahan Jawa diatas tempat penjajahan Belanda. tetapi penjajahan itu, baik dilakukan oleh orang Belanda, Eropah yang berkulit putihm atau oleh orang Jawa, Asia yang berkulit sawo matang, tidaklah dapat diterima oleh bangsa Acheh, Sumatera.

“Penyerahan kedaulatan” yang tidak sah, illegal, yang telah dilakukan oleh penjajah lama, Belanda, kepada penjajah baru, Jawa, adalah satu penipuan dan kejahatan politik yang paling menyolok mata yang pernah dilakukan dalam abad ini: sipenjajah Belanda kabarnya konon sudah menyerahkan kedaulatan atas tanah air kita Acheh, Sumatera, kepada satu “bangsa baru” yang bernama “Indonesia”. Tetapi “Indonesia” adalah kebohongan, penipuan, dan propaganda, topeng untuk menutup kolonialisme bangsa Jawa. Sejak mulai dunia terkembang, tidak pernah ada orang, apalagi bangsa, yang bernama demikian, di bagian dunia kita ini. Tidak ada bangsa yang bernama demikian di kepulauan Melayu ini menurut istilah ilmu bangsa (ethnology), ilmu bahasa (philology), ilmu asal budaya (cultural antropology), ilmu masyarakat (sociology) atau paham ilmiah yang lain, “Indonesia” hanya merek baru, dalam bahasa yang paling asing, yang tidak ada hubungan apa-apa dengan bahasa kita, sejarah kita, kebudayaan kita, atau kepentingan kita, “Indonesia” hanya merek baru, nama pura-pura baru, yang dianggap boleh oleh Belanda untuk menggantikan nama “Hindia Belanda” dalam usaha mempersatukan administrasi tanah-tanah rampasannya di dunia Melayu yang amat luas ini, sipenjajah Jawapun tahu dapat menggunakan nama ini untuk membenarkan mereka menjajah negeri orang di seberang lautan. Jika penjajahan Belanda adalah salah, maka penjajahan Jawa yang mutlak didasarkan atas penjajahan Jawa itu tidaklah menjadi benar. Dasar yang paling pokok dari hukum internasional mengatakan: “Ex Injuria Jus Non Oritur”- Hak tidak dapat berasal dari yang bukan hak, kebenaran tidak dapat berasal dari kesalahan, perbuatan legal tidak dapat berasal dari illegal.

Meskipun demikian, bangsa Jawa tetap mencoba menyambung penjajahan Belanda atas kita walaupun Belanda sendiri dan penjajah penjajah barat lainnya sudah mundur, sebab seluruh dunia mengecam penjajahan. Dalam masa tiga-puluh tahun belakangan ini kami bangsa Acheh, Sumatera, sudah mempersaksikan betapa negeri dan tanah air kami telah diperas habis-habisan oleh sipenjajah Jawa; mereka sudah mencuri harta kekayaan kami; mereka sudah merusakkan pencaharian kami; mereka sudah mengacau pendidikan anak kami; mereka sudah mengasingkan pemimpin-pemimpin kami; mereka sudah mengikat bangsa kami dengan rantai kezaliman, kekejaman, kemiskinan, dan tidak peduli: masa hidup bangsa kami pukul rata 34 tahun dan makin sehari makin kurang. Bandingkan ini dengan ukuran dunia yang 70 tahun dan makin sehari makin bertambah, sedangkan Acheh, Sumatera, mengeluarkan hasil setiap tahun bagi sipenjajah Indonesia-Jawa lebih 15 milyar dollar Amerika yang semuanya dipergunakan untuk kemakmuran pulau Jawa dan bangsa Jawa.

Kami, bangsa Acheh, Sumatera, tidaklah mempunyai perkara apa-apa dengan bangsa Jawa kalau mereka tetap tinggal di negeri mereka sendiri dan tidak datang menjajah kami, dan berlagak sebagai “Tuan” dalam rumah kami, mulai saat ini, kami mau menjadi tuan di rumah kami sendiri; hanya demikian hidup ini ada artinya, kami mau membuat hukum dan undang-undang kami sendiri; yang sebagai mana kami pandang baik; menjadi penjamin kebebasan dan kemerdekaan kami sendiri; yang mana kami lebih dari sanggup; menjadi sederajat dengan semua bangsa-bangsa di dunia; sebagaimana nenek moyang kami selalu demikian, dengan pendek: Menjadi berdaulat atas persada tanah air kampung kami sendiri.

Perjuangan kemerdekaan kami penuh keadilan, kami tidak menghendaki tanah bangsa lain- bukan sebagai bangsa Jawa datang merampas tanah kami, tanah kami telah dikaruniai Allah dengan kekayaan dan kemakmuran, kami berniat memberi bantuan untuk kesejahteraan manusia sedunia, kami mengharapkan pengakuan dari anggota masyarakat bangsa-bangsa yang baik, kami mengulurkan persahabatan kepada semua bangsa dan negara dari ke-empat penjuru bumi.

ATAS NAMA BANGSA ACHEH, SUMATERA, YANG BERDAULAT.
Tengku Hasan Muhammad Di TiroKetua, Angkatan Acheh, Sumatera Merdeka dan Wali Negara Acheh, Sumatera, 4 Desember 1976

-----

Gerakan Acheh Merdeka (GAM) adalah upaya-upaya untuk mempertahankan kemerdekaan Aceh dari para penjajah. Hanya saja, bangsa Aceh menganggap bahwa Pemerintah Republik Indonesia yang dikuasai bangsa Jawa adalah penjajah berikutnya setelah Belanda dan Jepang.
 
Pada 15 Agustus 2005, GAM dan Pemerintah Republik Indonesia akhirnya menandatangani persetujuan damai sehingga mengakhiri konflik antara kedua pihak yang telah berlangsung selama hampir 30 tahun.


Tapi perjuangan bangsa Aceh mungkin belum berakhir.. Pada 15 Januari 2006 kita bisa melihat Deklarasi kelanjutannya sbb:

Komite Persiapan Acheh Merdeka Demokratik

Sekretariat:
New York, United States.
Tel/Fax. +1 718 337 8843
Stockholm, Scandinavia.
Tel. + 46 739 756532          
           preparatory.committee@gmail.com

Deklarasi

Kepada bangsa kami dan semua bangsa di dunia serta institusi-institusi internasional:

Kami yang tergabung dalam Komite Persiapan Acheh Merdeka Demokratik dengan ini menyatakan bahwa akan tetap meneruskan perjuangan untuk suatu konteks demokrasi yang lebih luas dan merata di tanah leluhur kami, Acheh, dengan penghormatan terhadap hukum-hukum international.

Diakui bahwasanya terdapat aspek positif dari Perjanjian yang telah ditanda tangani oleh Gerakan Acheh Merdeka (GAM) di bawah kepemimpinan Malik Mahmud dan perwakilan Indonesia di Helsinki pada 15 Agustus 2005, dan proses perdamaian yang sedang berlangsung telah menurunkan tingkat kekerasan di Acheh. Akan tetapi pada proses kelahirannya perjanjian tersebut adalah tidak memiliki kriteria demokrasi dan keterbukaan.

Meskipun terdapat banyak permintaan dari pelbagai pihak termasuk dari masyarakat sivil termasuk anggota GAM sendiri untuk menjadi bagian dari proses perundingan dan dibenarkan untuk memberi masukan dalam pembahasan kesepakatan tersebut, namun hanya beberapa saja yang terpilih dan dilibatkan.

Proses perundingan Helsinki dan hasil kesepakatan tersebut adalah tidak memiliki fondasi yang kokoh baik itu secara politik maupun demokrasi, dan tidak mempunyai justifikasi secara moral. Oleh sebab itu perjanjian tersebut tidak akan mampu bertahan dalam tempo yang lama.

Kami para pejuang setia Acheh Merdeka telah berdiri tegak dan bersatu dalam barisan Komite ini untuk: melanjutkan perjuangan kemerdekaan; mengembalikan kedaulatan Negara dan Bangsa; mempersiapkan berdirinya suatu pemerintahan yang bebas dan demokrat di Acheh; memperjuangkan aspirasi bangsa Acheh yang tertindas dan terabaikan. Semua maksud tersebut akan kami jalankan demi kebaikan bangsa kami agar dapat berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa maju di dunia dalam kontribusinya untuk memperjuangkan perdamaian dunia, hak asasi manusia, kemerdekaan, keadilan, dan demokrasi. 

Kami percaya bahwa tidak ada suatu alasanpun yang dapat menghalangi kelanjutan perjuangan ini. Aspirasi Bangsa Acheh telah jelas tertulis dalam Proklamasi Acheh Merdeka 4 Desember 1976, dan terpahat dalam setiap jiwa bangsa Acheh, khususnya mereka yang telah berjuang tak kenal lelah untuk mencapai cita-cita tersebut.

Dengan ini kami memanggil semua bangsa Acheh di mana pun berada agar bangkit bersama dalam suatu barisan untuk merebut kembali kedaulatan serta marwah bangsa dan Negara Acheh. Dalam rangka menyusun kembali perjuangan besar yang kita warisi ini, telah kita dirikan Komite Persiapan Acheh Merdehka Demokratik yang akan mengambil langkah-langkah penting dalam meraih maksud tersebut.

New York, 15 January 2006.

Komite Persiapan Acheh Merdehka Demokratik:

  1. Affan Madjid (Acheh, Peureulak)
  2. Aiman Zulkarnaen (Acheh)
  3. Amir Tereusep  (Acheh Rayek)
  4. Amirul Mu'minin Nya' Tjut Ali (Acheh)
  5. Arifin Amin Syech (Australia)
  6. Asnawi Ali (Sweden)
  7. Eddy L. Suheri (United States)
  8. Fuadi Azmi (South Africa)
  9. Ghazali Abdul Hamid (Malaysia)
  10. Guree Rahman Ismail (Sweden)
  11. Hafizzul Majid (Acheh)
  12. Hanafiah Ahmad (Norway)
  13. Hasan Kumbang (Acheh)
  14. Ibnu Hasan Abdullah (Acheh)
  15. Ichlas Ramadhan (United States)
  16. Inong Zhahir Ramadhani (Acheh)
  17. Ishak Beulama (Acheh, Mereuhom Daya)
  18. Jaffaniel Alamsyah (Acheh)
  19. Khusairi Ismail (Acheh)
  20. Mustafa Krueng (United States)
  21. Syahbuddin Rauf (Sweden)
  22. Syuhada Linge (Acheh, Linge)
  23. Tgk. Lahmuddin Pang Teh (Malaysia)
  24. Yusuf Daud (Sweden)
  25. Zikrinullah Makarim (Malaysia)
* Diterjemahkan dari Deklarasi asal bahasa Inggris.

-----

Hasan Tiro, dalam The Price of Freedom: the unfinished diary of Tengku Hasan di Tiro, 
National Liberation Front of Acheh Sumatra,1984, hal :15,17; (dengan terjemahan sbb:)

 
"Kepada bangsa di seluruh dunia:
Kami, bangsa Aceh, Sumatra melaksanakan hak menentukan nasib sendiri,dan 
melindungi hak sejarah istimewa nenek moyang negara kami, dengan ini 
mendeklarasikan bebas dan berdiri sendiri dari semua kontrol politik 
pemerintah asing Jakarta dan dari orang asing Jawa....
Atas nama rakyat Aceh, Sumatra yang berdaulat. Tengku Hasan Muhammad di Tiro. 
Ketua National Liberation Front of Acheh Sumatra dan Presiden Aceh Sumatra, 
4 Desember 1976") 

Senin, 28 Februari 2011

Pesta KeRa - Cinta Ahisla (Part 5)

0 komentar
Pesta KeRa - Cinta Ahisla (Part 5)
by: Andri Erpe


 ...Ahidi sedikitpun tidak bermaksud menyinggung perasaan sang monyet, justru sebaliknya… pada makhluk Allah yang satu ini Ahidi berdecak kagum. Why? Karena sang monyet menjalani hidup sesuai dengan fitrahnya…

Sang monyet sebagai perwakilan dari para binantang bukanlah makhluk hina di hadapan Penciptanya… Allah menciptakan monyet untuk kemudian diungkap dalam firman-Nya menjadi gambaran kehinaan manusia-manusia terkutuk yang telah menyimpang dari jalan-Nya…

Sepanjang petunjuk Sang pencipta, monyet-monyet beneran memang bukan diciptakan untuk mengemban jenis tugas seperti manusia, justru mereka adalah bagian alam yang akan setia melayani manusia dalam menjalankan tugasnya.

Ahidi teringat sebuah pesan ketika sang guru mengajarkan apa artinya makhluq..
- Makhluq adalah segala sesuatu yang diciptakan..
- Ruang… adalah makhluq yang diciptakan
- Waktu… adalah makhluq yang diciptakan
- Materi… adalah makhluq yang diciptakan
- Bahkan seluruh ‘kata keterangan’ sebagai sifat yang menempel pada materi itu pun adalah makhluq yang diciptakan..

Ketika semua komponen itu bersatu, maka orang pintar mengatakan bahwa ia adalah Energi. Sifat energi adalah bergerak, setiap gerak menunjukkan perubahan, setiap perubahan berarti baru, setiap yang baru pastilah ada awalnya, semua yang berawal muncul dari ketiadaan, ia ada karena alasan diciptakan, segala yang tiada tak pernah ada dengan sendirinya, ia tidak memohon untuk diadakan, hingga semua yang ada merupakan kepastian dari kuasa dan kehendak Sang Pencipta. Dia lah Allah SWT yang terus-menerus menciptakan bukan atas kesia-siaan, tapi dengan maksud dan tujuan yang jelas.. agar semua makhluq menjalankan PENGABDIAN kepada-Nya.

Kesadaran akan asal usul ketiadaan itulah yang membuat Ahidi selau bertanya-tanya, ”Mengapa aku hidup? Bukankah aku tak pernah memintanya?” Dalam perjalanannya... pertanyaan itu terus menerus ia ulang hingga tak terasa tiba lah Ahidi di sebuah hutan belantara, lau ia pun berhenti… menarik nafas… dan berteriak…

“YANG AKU TAU... SAAT INI… AKU… AHIDI… DI TEMPAT AKU BERADA, BERDIRI... MENGHADAPI KENYATAAN HIDUP… MEMBAWA SPIRIT UNTUK BERJALAN MENEMUI SANG PEMBERI HIDUP…”

Seketika itu pula, kerajaan kera berguncang gembira, riak dedaunan ikut bergoyang mengimbangi riang tawa dan jingkrak monyet-monyet yang bergelayun di rating-ranting pohon... angin pun berhembus halus seolah melambaikan untaian kata-kata indah dengan janji dan harapan untuk setia menemani, titik-titik embun menetes seolah menahan tangis haru atas kehadiran seorang hamba yang menyadari secuil arti hidup ini…


Di waktu yang sama, di Kerajaan Intelek… monyet-monyet berdasi tengah bersorak gembira pula, menyambut kedatangan sebuah pesta besar, bukan pesta dansa dan bukan pula pesta perkawinan, tapi pesta raksasa, ya.. pesta rakyat kera…
 
Oooo... rupanya pesta rakyat adalah pesta para pemimpin, pesta kejayaan manusia setengah dewa. Pestanya calon-calon tuhan yang berebut tahta di kancah kedaulatan rakyat… Pesta kompetisi pelipur ambisi para politisi untuk menentukan arah kehidupan di luar batas-batas ketetapan Sang Pemilik Hidup, sabotase atas hukum-hukum Sang Pencipta…

Ketika Ahidi diminta pendapat tentang pesta KERA, Ahidi berkata,”KEdaulatan RAkyat bukanlah pestaku… Pestaku adalah ketika aku berputar, bergerak dengan cepat, melingkari Pusat Orbit, berthawaf dan terus mendekat… merapat… dan terus melekat, terikat kuat... tersimpul kukuh dalam ketunduk patuhan kepada Dzat Sang Pemilik Kedaulatan Tertinggi dan Mutlak, ALLAH SWT.. tiada hak kedaulatan bagi yang lain, meskipun sebesar 'quark'...!"
 
to be continued...


Para Tirani - Cinta Ahisla (Part 4)

0 komentar
Para Tirani - Cinta Ahisla (Part 4)
by: Andri Erpe



Kembali pada peristiwa setahun yang lalu...

Ahidi menarik nafas panjang, rupanya perjalanan selama ini cukup berat dan melelahkan. Seluruh waktu hidupnya habis untuk mengejar sebuah ambisi, meraih cita-cita... mengharapkan sebuah perubahan. Ya! perubahan..!!!

Kebosanan Ahidi akan tingkah para Tirani, menumbuhkan karakter kebencian yang membabi buta. Bagaimana Ahidi tak muak, di negeri tempat ia hidup penuh dengan kebohongan para elite, terjadi eksploitasi manusia atas manusia yang lain, ketidakadilan, penindasan, pembodohan masyarakat, penipuan... dan segudang upaya para pembesar untuk tetap besar, asa para penguasa untuk tetap eksis mempertahankan kedaulatan, menghalalkan segala cara...

Kemuakkan Ahidi lebih menjadi-jadi ketika ia menganalisa bahwa jantung perekonomian di negerinya dikendalikan oleh konglomerat penjilat pantat pejabat, para pencetus program rakyat melarat, hingga Dokter hewan berkata,”... di negeri ini memang banyak berkeliaran binatang pengerat alias tikus dengan prosentase kenaikan populasinya yang terus meningkat setiap tahunnya...”

Tokoh politik di negeri itu pun ikut-ikutan gerah seraya berkata,” Saat ini telah terjadi penjajahan para Tirani, rakyat hanyalah menjadi nama yang dikemas halus bagi sebuah kenyataan budak-budak yang telah direnggut hak kemerdekaannya..” Baru saja Ahidi mendengar ucapan itu di televisi kemarin, hari ini ditemukan kabar bahwa sang politikus mengalami kecelakaan parah, mobilnya masuk ke jurang.. dan MELEDAK...Aneh!

Kemudian para ahli medis diterjunkan untuk menganalisa kasus kecelakaan ini.. Munculah sebuah pendapat kontroversial mengenai upaya-upaya konspirasi para penguasa sebagai dalang yang harus bertanggungjawab atas peristiwa ini, maklumlah.. statemen sang politikus menyinggung perasaan sang Raja.. Esoknya, setelah gosip ini ramai di kalangan para dokter, Sang dokter ahli pun dicabut izin prakteknya, ia dituntut telah melanggar kode etik kedokteran.. ADA-ADA SAJA...

Seminggu yang lalu, para mahasiswa penyelenggara even organizer sebuah seminar mengalami kasus serupa, mereka menerima voucher menginap gratis di kantor polisi gara-gara tema yang diangkat dalam seminarnya banyak menyindir ketidakadilan para Tirani. Sepulang dari hotel berpintu besi, mahasiswa-mahasiswa itu di sidang langsung oleh rektornya... Sehari sebelum sidang itu, rupanya sang rektor telah DITEROR orang misterius dengan membawa senjata yang cukup mudah dikenali bahwa mereka adalah aparat. Alhasil, di ujung sidang, para EO pun dipecat dari satus kemahasiswaannya, akhirnya... mereka mengisi kemerdekaan di negeri itu dengan mempertinggi prosentase pengangguran, kemiskinan dan kejahatan.. Hanya itulah yang bisa mereka sumbangkan sebagai wujud dari penghormatannya kepada pahlawan-pahlawan pencetus kemerdekaan dahulu... Jargon mereka,”rakyat adil makmurnya kapan?”

Belum lagi cerita teman-teman sindikat,”... Jaringan narkoba di negeri ini sulit terbongkar, karena dalang-dalangnya adalah orang-orang berseragam yang berlambang bintang...” Isu itu semerbak seiring dengan ramainya penangkapan para pengedar recehan, sekedar kambing hitam kejahatan moral... Ramai pula kisah dari ‘bidadari penjual daging mentah’... yang menurut mereka, kebanyakan pelanggannya adalah wakil-wakil rakyat yang memanfaatkan fasilitas perjalanan dinas di hotel-hotel berbitang.. Seperti biasa, akhirnya sang biang gosip pun kandas di jeruji besi dengan makanan kegelapan dan minuman keterasingan.




Peristiwa seperti itu sudah sering terjadi dan menjadi rahasia umum di negeri tempat Ahidi tinggal... barangkali kenyataan ini memang sengaja diciptakan bukan sebagai rahasia, tapi.. agar orang-orang yang berani melawan Tirani menjadi jera.. bahkan dengan peristiwa itu, sang Raja pun menunjukkan Taringnya.. Cuman monyet-monyet kecil dan pengecut sajalah yang segera bubar hanya karena melihat dua buah Taring Harimau yang belum tentu menggigitnya..

Ahidi sempat berfikir,” Apakah rakyat negeri ini cuman kumpulan monyet pencari pisang yang kerjanya hanya berebut makanan dan berburu perempuan alias si monyet betina kembang desa, eh maaf.. si kembang hutan...???

Ahidi... Ga mau jadi monyet jantan!!!, bukan karena calon istrinya pasti monyet betina... Tapi karena Ahidi menyadari bahwa dirinya adalah manusia yang diciptakan untuk MULIA...

Tapi sayang... kebencian Ahidi yang membabi buta, membuat dirinya kehilangan CINTA...


to be continued...



Mencari Cinta - Cinta Ahisla (Part 3)

0 komentar
Mencari Cinta - Cinta Ahisla (Part 3)
by: Andri Erpe


 ...AHIDI bukan jebolan kampus intelek tapi cukup melek perkembangan dunia; Ahidi bukan anak kemarin sore, tapi sampai sore kemarin dia lewati hidup dengan kedewasaan berfikir, berasa dan bertindak; Ahidi bukan anak kampungan, tapi hampir tiap kampung dia datangi; Ahidi ga gaul-gaul amat tapi gaul dikit ga pake amat..

Kelebihan Ahidi.. bisa berteman dengan siapapun, kapanpun dan di manapun; Ahidi punya aura SIMPATI, dengan pakaian ketaqwaan ukuran XL, sehingga menjadi MENTARI bagi orang sekitarnya; Ahidi ramah dan pandai menghargai orang lain, Ahidi punya prinsip dan pendirian yang tak mudah goyah, ia selalu membawa warna dan spirit kehidupan;

Ahidi bukan manusia pada umumnya, tapi yang paling pasti.. Ahidi ga pernah merasa dirinya menjadi seperti itu, baginya hidup adalah bagaimana ia bekerja untuk meraih CINTA...

CINTA... sebuah kata yang pernah ia lirik tipis setahun yang lalu
CINTA... sebuah kata yang membawa dirinya mengembara
CINTA... sebuah kata yang memberi kesan terdalam di hatinya
CINTA... yang kini sebatas kata para pecinta, sekerdil istilah orang-orang mabuk yang selebor pikirannya, sebatas nyanyian dangdut goyangan hati, atau sekedar dorongan nafsu syahwat menuju langkah sesat tak terarah

Tapi... Mungkinkah Ahidi bertemu dengan CINTA?

Kalaulah dia mengingat peristiwa setahun yang lalu, ketika seorang Tua tiba-tiba melemparkan sebuah kertas lusuh penuh gambar dan tulisan aneh seraya berpesan, ’’Hidup di dunia cuman sekali!!!” lalu Sang Tua pun pergi meninggalkannya...

Sejak saat itu, Ahidi memikirkan CINTA, Ahidi selalu mencoba merasakan CINTA, dan Ahidi tak pernah berhenti mencari CINTA...

Saat ini... ketika SANG KHALIQ Hadir Menyaksikan, Menatap hati dalam-dalam, Mendengar lintasan pikiran dan perasaan dengan sangat halus, Mengetahui seluruh bersitan niat dan rencana, bahkan Menggenggam seluruh pergerakan alam, seraya seluruh makhluq pun melihat... Ahidi mencari CINTA di medan kampus intelek...

To be continued...

Kamis, 24 Februari 2011

SEX and DRUGS - Aleister Crowley - HEDONISME (Bag. 1)

0 komentar
by: Ibrahim Ahmad -  R.E.V.O.L.U.S.I  L.A.S.K.A.R  K.E.L.A.N.A



Dua kata itu telah mengalami revolusi.. bahkan hingga kini revolusi itu masih terus berlangsung.. Aku menulis hal ini bagi mereka yang pernah atau sedang menjadi objek revolusi ini.. Tapi bagi mereka yang belum,  bersyukurlah.. berhati-hatilah dan jangan pernah memimpikannya sedikit pun.. karena ini awal dan akhir dari KEHANCURAN !!!
 

Perhatikan kalimat-kalimat seperti ini:

“Kecil bahagia, Muda foya-foya, Tua kaya raya”

“Muda foya-foya, Tua kaya raya, Mati masuk surga” 

“Kuingin hidup 1000 tahun lagi”

“Forever Young”

"Lakukan apapun, yang penting tidak merugikan orang lain"

"Gue nggak takut dosa. Kan kita sama-sama mau, jadi nggak ada paksaan. Dosa terjadi kan kalau ada paksaaan. Gitu menurut gue!"

"carpe diem: raihlah kenikmatan sebanyak mungkin selagi kamu hidup"

"Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah nafsumu, karena besok engkau akan mati". 

“lakukan apa kehendakmu” akan menjadi keseluruhan hukum.. cinta adalah hukum.. cinta adalah kehendak.. tidak ada hukum melebihi “lakukan apa kehendakmu”. 
(The Book of The Law, Aleister Crowley, 1904) 


Hedonisme bukanlah sesuatu yang berkembang secara alami.. Anda harus menyadari bahwa ini dibangkitkan oleh sebuah mesin raksasa.. bahwa ini adalah gerakan revolusi.. bahwa muda-mudi adalah sasaran yang strategis untuk rencana ini.. Maka Anda akan melihat terbentuknya watak-watak hedonis, pragmatis, individualis dan apolitis melekat pada gaya hidup manusia saat ini.. seolah-olah itu semua muncul semata-mata karena dorongan naluri dan keakuan-nya.. Padahal, mereka semua telah masuk dalam arus REVOLUSI SEX and DRUGS...

Kenyataan ini adalah buah dari kerja keras syaithan yang menyusun langkah-langkahnya secara matang.  

Nge-hedon, itulah istilah muda-mudi modern.. Sekedar justifikasi, bahwa prilaku inidapat diinisiasi oleh  beragam alasan seperti untuk menghindari stress, meniru gaya hidup teman dan tokoh idola ataupun hanya karena coba-coba saja awalnya.





Hedonisme berasal dari bahasa Yunani Hedone yang berarti kesenangan atau kenikmatan, adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama dalam hidup. Bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan ritual hidup, entah apakah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. 

Hidup ini hanya sekali kawan, puaskanlah! Rasakanlah hidup ini senikmat-nikmatnya, sebebas-bebasnya, sepuas-puasnya demi memenuhi keinginan yang tanpa batas, Maka bergembiralah sepanjang hari..

Akhirnya, manusia yang telah memenuhi kebutuhannya, berupaya untuk memuaskan hampir semua keinginannya. Bahkan, sebagian keinginan-keinginan yang tidak begitu penting ditempuh pula hanya sekedar mengejar prestise, kebanggaan serta kecongkakan.


Dari golongan penganut paham inilah muncul Nudisme (gaya hidup bertelanjang). Pandangan mereka terangkum dalam pandangan Epikuris yang menyatakan, "Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah nafsumu, karena besok engkau akan mati".

Di masa lalu, misalnya pada masyarakat Hellenis, tampilan gaya hidup hedonis berupa pengumpulan kekayaan; berkumpul di dan dalam theater [colleseum] sambil menonton opera; hura-hura pada arena pertarungan antara manusia-manusia dan manusia-binatang buas; perjudian, pesta pora [termasuk pesta seks dan penyimpangan seksual]. Bahkan, para kaisar, pada masa lalu, menjadikan perang dan darah sebagai salah satu sumber kesenangan.


Bagi anda yang merasa sedang dilanda HEDONISME, atau paling tidak pernah merasakannya.. ada baiknya anda mengenal sekilas saja tentang tokoh yang satu ini..

ALEISTER CROWLEY, dan inilah gelar yang diberikan kepadanya "Bapak Kebudayaan Modern".. atau sebagian orang mengatakan "Bapak Satanisme Modern".



 
Aleister Crowley (lahir Edward Alexander Crowley lahir 12 Oktober 1875 – meninggal 1 Desember 1947 pada umur 72 tahun) adalah seorang penulis, hedonis, penggemar catur, pemanjat gunung, dan revolusioner seksual dari Inggris. Ia dilahirkan di 36 Clarendon Square di Royal Leamington Spa, Warwickshire. Ayahnya, Edward Crowley, memiliki usaha brewery dan ibunya, Emily Bertha Bishop, adalah keturunan dari Devon dan Somerset.
Pada Desember 1896, Crowley mulai mendalami okultisme dan mistisisme. Ia kemudian menerbitkan buku puisinya yang pertama berjudul Aceldama. (dari Wikipedia)

Satanisme merupakan landasan penting pada pembentukan dan perkembangan kebudayaan modern.. dan ALEISTER CROWLEY adalah pelopor satanisme modern.. yang meletakkan landasan bagi kebudayaan modern.. pondasi dari sistem dajjal.

Anggota “The Golden Dawn” yang terkenal paling kejam adalah orang yang mengaku dirinya satanis Aleister Crowley.. yang menjuluki dirinya sendiri sebagai ‘jahanam’.

Sedikit orang yang menyadari bahwa Aleister Crowley tidak hanya menjadi “bapak satanisme modern”, tapi juga menjadi “bapak kebudayaan modern”, “manusia paling terkutuk di muka bumi”.

Crowley menyatakan, roh jahat yang akhirnya dia ketahui sebagai shaithan telah mendiktekan sebuah buku kepadanya pada tahun 1904 dengan judul “buku hukum”. Di bawah judul bab hukum thelema, buku hukum itu menyatakan: buku ini meletakkan undang-undang tingkah laku yang sederhana.. “lakukan apa kehendakmu” akan menjadi keseluruhan hukum.. cinta adalah hukum.. cinta adalah kehendak.. tidak ada hukum melebihi “lakukan apa kehendakmu”.


HEDONISME : suatu paham yang esensi utamanya untuk menghindari kesengsaraan dan menikmati kebahagiaan sebanyak mungkin dalam kehidupan dunia.

Alhasil...
Ini Data yang Pernah Ada di Indonesia:  (mungkin anda bisa menambahkan lebih detail lagi..)
  • Lebih dari 2 juta remaja Indonesia ketagihan Narkoba (BNN 2004)
  • Lebih 8000 remaja terdiagnosis pengidap AIDS (Depkes 2008)
  • Lebih dari 60% remaja SMP dan SMA Indonesia, sudah tidak perawan lagi.
  • Sebanyak 93,7% anak SMP dan SMU pernah melakukan ciuman, petting, dan oral seks.
  • Sebanyak 62,7% anak SMP mengaku sudah tidak perawan.
  • Sebanyak 21,2% remaja SMA mengaku pernah melakukan aborsi.
  • Dari 2 juta wanita Indonesia yang pernah melakukan aborsi, 1 juta adalah remaja perempuan.
  • Sebanyak 97% pelajar SMP dan SMA mengaku suka menonton film porno.  
  • Berdasarkan laporan triwulan situasi perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sampai dengan 30 Juni 2010 oleh Kementrian Kesehatan RI, secara kumulatif kasus AIDS telah mencapai 21770 kasus, dimana kelompok umur 20 – 29 adalah kelompok dengan persentase kasus AIDS tertinggi di Indonesia. Dalam laporan ini dinyatakan pula bahwa kasus utama penularan kasus AIDS adalah melalui heteroseksual di kalangan muda-mudi.     
 Maka berdzikirlah..

“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”  
(QS Huud, 11 : 15 - 16)  

Bersambung ..

Kampus Intelek - Cinta Ahisla (Part 2)

0 komentar
Kampus Intelek - Cinta Ahisla (Part 2)
by: Andri Erpe



Setahun kemudian…
 
Di sebuah pinggiran kota, di tengah hilir mudiknya manusia semi metropolitan dengan berbagai aksesoris kesibukan.. terlihat di ujung jalan, seorang 'pemuda antah berantah' yang tengah berjalan, wajahnya tampak bersinar, semangatnya terlihat dari gairah bicaranya ketika ia menyapa orang yang didapatinya sendirian, santun bahasa tubuhnya memperkaya keelokan dan kedewasaan sang pemuda. Rupanya dia tengah menghampiri seorang mahasiswa perguruan tinggi negeri.

Konon kabarnya, tidak semua orang bisa masuk perguruan tinggi itu, hanya orang-orang borju 'n the best intelektual saja yang tersaring masuk di jaring laba-laba komoditi profesor, industri pendidikan yang cukup jual tampang gengsi individualistis… Orang-orang ‘terbaik’ versi tuhan intelek berkumpul di kampus ini. Emang ga kepalang, lulusan kampus ini jual dirinya dengan harga dollar, kalaupun pake rupiah pasti bikin kelimpungan komisaris pabrik, belum lagi biasanya kalau lulusan kampus ini cowok, pastinya diburu cewek-cewek materialism versi 2009 yang Pro Kemapanan… tapi kalo lulusannya cewek, ga tau kapan nikahnya, ampir ga kepikiran kali.. mungkin terlalu sibuk ngurusin kacamatanya yang segede-gede keler. Anak gaul juga banyak... biasanya mereka anak-anak kolong yang dipaksain masuk sama babeh n' mamihnya lantaran gengsi..

Biasanya kalo kuliah disitu, emang hampir ga bakalan sempet mikirin orang lain. Untuk menyelesaikan tugas pribadi aja, kayaknya waktu 24 jam belum cukup, mana kejar2 ama bobo lagi. Tapi jangan salah... mereka adalah mahasiswa kebanggaan para orang tuanya, kadang tetangganya aja ikut-ikutan bangga kalo ada anak kampungnya bisa sekolah disitu.. GILE!

 
Kata orang pinter, intelektualitas mereka terlalu tinggi. Sampai-sampai aspek kecerdasan emosinya ga pernah tersentuh, cenderung individualis dan kurang mau berbagi.. Bagi sebagian mereka yang spiritualitasnya muncul, biasanya cenderung aktif di kegiatan-kegiatan islam yang ga beresiko, cukup untuk bisa sholeh sendirian, ga dulu mikirin yang lain-lain.. yang penting kuliah selesai,

Emang abis kuliah mau ngapain? Cari kerja …
Emang kerja buat apa? Biar dapet duit banyak...
Trus kalo udah dapet duit banyak ngapain? Bisa hidup berkeluarga dengan tenang..
Abis berkeluarga ngapain? Ya punya anak dong...
Abis punya anak ngapain lagi? ya... nyekolahin anak biar pinter-pinter kaya bapaknya dulu..
Abis anaknya pinter ngapain? Ya, gampang cari kerja...
Cari kerja yang bisa dapet duit kayak tadi? ato kerja yang ga usah dapet duit? Ya dapet duit dong...
Abis dapet duit gmn lagi om? Ya hidup berkeluarga dengan tenang...
Itu kan anak-anak, trus Om sendiri bapaknya yang udah berkelurga dengan tenang mau ngapain? Ya hidup di hari tua dengan damai dong..
Trus abis tua dan damai ngapain lagi?....

MAMPUS kau!!!, nanya ga pake aturan, nyeroscos terus...
dasar kampret!

Upps, maaf Om... Abis, muter nya gitu-gitu terus sich, kaya kucing piaraan saya aja. Hidup mandiri, cari makan sendiri, cari istri sendiri, punya anak, kasih makan anak, ngajarin anaknya mandiri biar bisa cari makan sendiri, anaknya punya anak, ngajarin anaknya biar mandiri, biar bisa cari makan sendiri, anaknya anak punya anak lagi, cari makan lagi, MUTEERRRR terus...

Kurang lebih itulah gambaran yang ada di kepala mereka. Hidup bagi mereka adalah meraih kecukupan, kesenangan, kebanggaan, kehormatan, ketenangan dan kedamaian VERSI TUHAN INTELEK..

AHIDI, Sang pemuda tangguh.. rupanya mengetahui keadaan mereka... sehingga hampir setiap hari ia ada di sekitar kampus itu.
Sebenarnya, Apa yang Ahidi cari... ?

 to be continued..

Deklarasi Pembentukan Negara Israel

0 komentar
by: Ibrahim Ahmad -  R.E.V.O.L.U.S.I  L.A.S.K.A.R  K.E.L.A.N.A

Apabila anda telah membaca keseluruhan The Protocols of the Learned Elders of Zion, maka mungkin anda akan menyatakan hal yang sama dengan ku. Apa yang aku nyatakan adalah bahwa 24 pasal itu adalah AYAT-AYAT SYAITHAN, semuanya tidak lebih dari upaya makar terhadap ALLAH SWT dan tipuan bagi ummat manusia bani Adam.

Deklarasi Pembentukan Negara Israel adalah wujud kongkrit perjuangan para syaithan dalam membangun RUMAH nya.. dengan tekad untuk menyatukan semua bangsa dan negara yang ada dalam satu naungan kendali PENJAJAHAN nya, 'The New World Order'.

Bangsa dan negara manapun yang tidak menyadari tipu daya itu, maka akan menjadi teman-teman syaithan dan menyerahkan kendali kepada thaghut itu. SUKARELA ataupun TERPAKSA !!!

Hanya sayang di sayang.. ALLAH SWT sebaik-baik pembalas tipu daya.. sehingga aku yakin!!! Konspirasi itu sedang menuju KEHANCURAN nya..


Tapi aku akan selalu bertanya.. ya! kepada ANDA!!!
Apakah Anda hanya akan menjadi penonton dan ikut dalam kehancurannya ??? ataukah akan melawan syaithan-syaithan (thaghut) itu demi meraih KEMULIAAN Anda di hadapan ALLAH SWT ???

Semuanya terserah Anda.. Salam Revolusi !!!



THE DECLARATION OF THE ESTABLISHMENT OF THE STATE OF ISRAEL
May 14, 1948

Proklamasi ini dapat dibagi menjadi empat bagian: 
  1. bagian yang menggambarkan sejarah bangsa Yahudi, 
  2. perjuangan untuk memperbaharui kehidupan politik dan pengakuan internasional atas hak ini, 
  3. bagian operasi yang menyatakan pembentukan negara; bagian yang menyatakan prinsip-prinsip yang akan memandu Negara Israel, dan 
  4. banding kepada PBB, penduduk negara Arab , negara-negara Arab dan Yahudi dunia. 



Berikut ini kurang lebih terjemahan bahasa Indonesianya:

Tanah Israel adalah tempat kelahiran bangsa Yahudi. Di sini rohani mereka, agama dan identitas nasional dibentuk. Di sini mereka mencapai kemerdekaan dan menciptakan sebuah budaya nasional dan signifikansi universal. Di sini mereka menulis dan memberikan Alkitab kepada dunia.

Diasingkan dari Tanah Israel, orang-orang Yahudi tetap setia di semua negara dispersi mereka, tidak pernah berhenti berdoa dan berharap untuk kembalinya mereka dan pemulihan kebebasan nasional mereka.


Terdorong oleh asosiasi bersejarah orang-orang Yahudi berusaha selama berabad-abad untuk kembali ke tanah nenek moyang mereka dan mendapatkan kembali kenegaraan mereka. Dalam beberapa dekade terakhir mereka kembali di massa mereka. Mereka reklamasi padang gurun, menghidupkan kembali bahasa mereka, membangun kota-kota dan desa, serta mendirikan sebuah komunitas yang kuat dan terus tumbuh, dengan ekonomi dan budaya hidupnya sendiri. Mereka mencari perdamaian belum siap untuk mempertahankan diri. Mereka membawa berkat-berkat kemajuan bagi semua penduduk negeri dan memandang ke depan untuk kemerdekaan berdaulat.


Pada tahun 1897 Kongres Zionis Pertama, terinspirasi oleh visi Negara Yahudi Theodor Herzl, menyatakan hak orang-orang Yahudi untuk kebangkitan nasional di negara mereka sendiri. Hak ini telah diterima oleh Deklarasi Balfour 2 November 1917, dan kembali ditegaskan oleh mandat Liga Bangsa-Bangsa, yang memberikan pengakuan internasional eksplisit untuk hubungan bersejarah orang-orang Yahudi dengan Palestina dan hak mereka untuk menyusun kembali National Home mereka.


Bencana yang baru-baru ini melanda orang-orang Yahudi, pembantaian jutaan orang Yahudi di Eropa, lagi-lagi membuktikan kebutuhan untuk memecahkan masalah tunawisma dan kurangnya kemerdekaan rakyat Yahudi dengan cara pendirian kembali Negara Yahudi, yang akan membuka pintu gerbang untuk semua Yahudi dan memberkati orang-orang Yahudi dengan kesetaraan status antara keluarga bangsa-bangsa.


Orang-orang yang selamat dari holocaust Nazi di Eropa, dan juga orang-orang Yahudi dari tanah lainnya, tidak terhenti dari upaya untuk mencapai Eretz Israel, dalam menghadapi kesulitan, hambatan dan bahaya, dan belum berhenti untuk mendesak hak mereka untuk hidup yang bermartabat, kebebasan dan jujur bekerja keras di tanah leluhur mereka.


Dalam Perang Dunia Kedua orang Yahudi di Palestina memberikan kontribusi penuh kepada perjuangan bangsa-bangsa yang mencintai kebebasan melawan kejahatan Nazi. Pengorbanan tentara mereka dan upaya perang mereka mendapatkan hak mereka untuk peringkat dengan bangsa-bangsa, yang didirikan PBB. Pada tanggal 29 November 1947, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi Resolusi memerlukan pembentukan sebuah Negara Yahudi di Palestina. Majelis Umum dipanggil penduduk negara untuk mengambil semua langkah yang diperlukan pada bagian mereka untuk mencantumkan rencana berlaku. Pengakuan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai hak orang-orang Yahudi untuk mendirikan negara merdeka nya ini tidak bisa diganggu gugat.


Ini adalah hak alami dari orang-orang Yahudi untuk memimpin, seperti halnya semua bangsa lain, sebuah eksistensi kemerdekaan di Negara berdaulat nya.


OLEH KARENA ITU KAMI, para anggota Dewan Nasional, mewakili orang-orang Yahudi di Palestina, dan Gerakan Zionis Dunia, terpenuhi bersama dalam pertemuan khusyuk hari ini, hari berakhirnya mandat Inggris untuk Palestina, dan berdasarkan alam dan sejarah hak rakyat Yahudi dan dari Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.


KAMI DENGAN INI MEMPROKLAMASIKAN berdirinya Negara Yahudi di Palestina untuk disebut 'Medinal Israel (Negara Israel). KAMI DENGAN INI MENYATAKAN bahwa, seperti dari berakhirnya Mandat Inggris di tengah malam, 14-15 Mei 1948, dan menunggu pengaturan dari badan terpilih sah Negara sesuai dengan Konstitusi, yang akan dibuat oleh Konstituante Majelis tidak lebih dari 1 Oktober 1948, Dewan Nasional bertindak sebagai Dewan Negara Sementara, dan bahwa Administrasi Nasional merupakan Pemerintahan Sementara Negara Yahudi, yang akan dikenal sebagai Israel.


NEGARA ISRAEL akan terbuka untuk imigrasi orang Yahudi dari seluruh negara dispersi mereka, akan mempromosikan pembangunan negara untuk kepentingan semua penghuninya, akan didasarkan pada prinsip-prinsip kebebasan, keadilan dan perdamaian yang dipahami oleh para nabi Israel, akan menegakkan kesetaraan sosial dan politik penuh dari semua warga negaranya, tanpa membedakan agama, ras atau seks akan menjamin kebebasan beragama, hati nurani, pendidikan dan budaya; akan menjaga Tempat Suci dari semua agama, dan setia akan menegakkan prinsip-prinsip Piagam PBB.


NEGARA ISRAEL akan siap untuk bekerja sama dengan organ-organ dan perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam pelaksanaan Resolusi Majelis tanggal 29 November 1947, dan akan mengambil langkah-langkah untuk membawa tentang Uni Ekonomi atas seluruh Palestina. Kami menyerukan kepada PBB untuk membantu orang-orang Yahudi di gedung Negara dan mengakui Israel dalam keluarga bangsa-bangsa. Di tengah agresi wanton, kami belum menyerukan kepada penduduk Arab  dari Negara Israel untuk melestarikan cara-cara damai dan berperan dalam pengembangan Negara, atas dasar dan kesamaan kewarganegaraan penuh dan representatif dalam semua badan dan lembaga - sementara dan permanen.


Kami mengulurkan tangan kami dalam damai dan bertetangga untuk semua negara-negara tetangga dan masyarakat mereka, dan mengundang mereka untuk bekerja sama dengan bangsa Yahudi merdeka untuk kebaikan semua. Negara Israel siap untuk memberikan kontribusinya terhadap kemajuan Timur Tengah secara keseluruhan.


Panggilan kami kepada orang-orang Yahudi di seluruh dunia untuk berlomba ke sisi kami dalam tugas imigrasi dan pembangunan dan untuk berdiri bersama kami dalam perjuangan besar untuk pemenuhan impian generasi untuk penebusan Israel.


Dengan percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, kita menetapkan tangan untuk Deklarasi ini, pada Sidang Dewan Negara Sementara, pada malam hari Sabat, yang kelima dari Iyar 5708, hari keempat belas bulan Mei, 1948.


Penanda
tangan


David Ben-Gurion, Daniel Auster, Mordechai Bentov, Isaac Ben-Zvi, Eliyahu Berligne, Fritz (Peretz) Bernstein, Rabbi Wolf Gold, Meir Grabovsky, Isaac Gruenbaum, Dr Abraham Granovsky (Granott), Eliyahu Dobkin, Meir Wilner-Kovner, Zerach Wahrhaftig, Herzl Vardi,
Rachel Cohen, Rabbi Kalman Kahana, Saadia Kobashi, Rabbi Isaac Meir Levin, Meir David Loewernstein, Zvi Luria, Golda Myerson (Meir), Nachum Nir, Zvi Segal,  Rabbi Yehuda Leib Fishman (Maimon), David Zvi Pinkas, Aharon Zisling, Moshe Kolodny (Kol), Eliezer Kaplan,
Abraham Katznelson, Felix Rosenblueth (Rosen), David Remez, Berl Repetur, Mordechai Shattner, Ben Zion Sternbery, Bechor Shitreet, Moshe Shertok (Sharett). 

Berikut ini adalah naskah aslinya, ditulis dalam teks Ibrani:



Lagu Kebangsaan

Pada proklamasi Israel pada tahun 1948, lagu ini dijadikan lagu kebangsaan Israel.
Teks Ibrani : (bahasa asli) כל עוד בלבב פנימה נפש יהודי הומיה ולפאתי מזרח קדימה עין לציון צופיה עוד לא אבדה תקותנו התקוה בת שנות אלפים להיות עםחופשיבארצנו ארץ ציון וירושלים

Artinya : Jauh di lubuk hati, nafas seorang Yahudi mendesah, dan sampai ke ufuk timur, mata tetap memandang Sion, Tetapi harapan kami tidaklah hilang, Harapan selama dua ribu tahun, Menjadi orang merdeka di tanah sendiri, Tanah Sion dan Yerusalem  

Hatikva merupakan lagu kebangsaan Israel. Kata Ibrani ini arti harafiahnya adalah "Harapan".
Lirik Hatikvah digubah oleh Naphtali Herz Imber (1856-1909) di Jassy pada tahun 1878. Ia berasal dari Galisia (sekarang berada di Polandia, Rumania dan Ukraina).





Ingatlah sahabatku:

"... Mereka memikirkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya."
(QS. Al Anfaal, 8 : 30)

"Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaithan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaithan itu adalah lemah."
(QS. An-Nisaa', 4 : 76)